Seperti pagi sebelumnya, Mirna
membiarkan mata indahnya memandang luar jendela untuk melihat suasana
sekolahnya sembari menunggu bel masuk sekolah tentunya. Maklum la Mirna anak
yang rajin mengerjakan pe er di rumah. Pantang bagi Mirna untuk mengerjakannya
di sekolah.
Eh, siapa itu ? kenapa aku baru lihat ya?
Anak baru mungkin sama kayak aku. Lamunannya buyar seketika Mirna mendengar
suara histeris.
“
aaaaa… kak Marcel, ganteng banget. Sumpah.” Kata Syerli kepada Maura
“eh,
syer. Gue udah tau akun twitternya kak Marcel looh, udah follow malahan.” Balas
Maura kepada Syerli.
“eh,
jahat lu yaaa.. kenapa kagak kasik tau guee..? apa.an cepet mau gue follow
nih..” Sahut Syerli dengan kesal kepada Maura sembari mengeluarkan smart
phonenya.
Mirna
memperhatikan Maura dan Syerli sejak tadi, semenjak suara Syerli membuyarkan
pandangannya pada sesosok mahkluk asing dimata Mirna yang dikiranya anak baru.
Emmbb,
namanya Marcel.. kelas dua belas mungkin. Hah twitter? Makhluk apa lagi itu ?
akun facebook ajaa aku belum bikin. Batin Mirna
TTEEEEEEEEEEEEEETTTTTTTTT
Bel
tanda masuk sekolah telah berbunyi menemani Marcel menghilang dari mata Mirna
yang mencari sosoknya. Pelajaran Fisika dimulai di kelas XI IPA 1, pelajaran
yang selalu membuat perut Mirna meronta-ronta mintak diisi, berasa terlalu
banyak energy yang digunakan untuk berfikir. Pelajaran fisika kali ini lancar
dan seperti hari-hari yang lalu, Mirna mampu menjawab pertanyaan dari bu Il
(guru fisika di kelas Mirna). Dilanjut pelajaran Matematika yang juga memeras
otak berlebih. Bertambahlah rasa lapar diperut Mirna. Semakin tidak sabar dia
menuju ke kantin. Harapan agar bel istirahat segera berbunyipun semakin besar
dan menggebu.
Akhirnya
bel bunyi juga. Batin Mirna.
Bang, baksonya bang pake lontong
ya sama es jeruknya. Pesan Mirna pada abang penjual bakso di kantin
sekolahnya.
Setelah
memesan Mirna bergegas mencari tempat duduk untuk menikmati sarapan keduanya
itu. Menikmati bakso mang Ujang. Sendiri. Ya! Sendirian. Ntah, kenapa sampai
sekarang Mirna masih belum memiliki teman. Mirnapun memikirkan hal itu dengan
melamun tentunya. Tiba-tiba ada suara yang membuyarkan lamunannya.
“permisi, boleh gabung makan
disini? Meja lain penuh.” Pinta suara asing
“eh, em, yaa silahkan.” Jawab Mirna
dengan ramah dengan senyum khas nan indah dibibirnya
“gue Marcel XII IPB, anak baru yya?
Baru keliatan? ” Tanya suara aneh itu
“Mirna, iya baru semingguan sekolah
disini.” Jawab Mirna yang sebenarnya sudah tahu siapa nama suara asing itu.
Marcel.
Perbincangan mereke terhenti,
perkenalan mereka hanya sampai mengenal nama karena keduanya ingin menikmati
makanan yang merengek untuk dimakan. Mirna merasakan hal yang aneh di dadanya.
Dag dig dug.
Mirna
melihat sekelilingnya. Baru tersadar ia akan banyak mata yang melihat ke
arahnya dengan pandangan aneh tentunya, banyak bibir yang sepertinya
mencibirnya. Tak sengaja ia mendengar “ siapa sihh itu, uda gendut cupu pula
berani2nya ndeketin si Marcel, gue aja primadona sekolah ini sering dicuekin
sama dia. Huh !!! “
Sakit. Sakiiit banget Mirna
mendengar perkataan itu. Tapi Mirna memaklumi hal itu, ya gendut-cupu itulah
Mirna.
“emmbb, kak aku udahan makannya
balik ke kelas dulu ya. Udah mau bel juga.” Kata Mirna pamit, walaupun ia tahu,
ia bukan siapa2 dan siap untuk dicuekin Marcel.
“eh, iyaa.” Jawab Marcel.
Mirna kaget mendengar jawaban itu.
Sontak ia tersenyum dengan pipi yang merah merona. Shy.
“Eh,
Mirna lu kenal sama kak Marcel? Sejak kapan? Atauuu ada hubungan saudara?
Kenalin gue sama dia dong… plisss.” Sapa Syerli pada Mirna yang baru saja melewati
pintu kelasnya.
“hah? Kak Marcel? “ jawab Mirna yang terheranheran akan tingkah
Syerli
“iyaaa.. dia. “
“memangnya kak Marcel itu siapa sih
? “ tanya Mirna
“ iih! Lu itu gak tau apa pura-pura
gak tau sihh. Nohh! Liat ke arah lapangan sana! “
Mirna menganga. Dia melihat betapa
kerennya Marcel menggocek bola dikakinya. Hal yang tadi, ketika makan dikantin
terjadi lagi. Iya! Dag Dig Dug itu muncul lagi.
“ Hellooo.. Mirna !!! lu belum
jawab pertanyaan gue? “ sahut Syerli yang membuyarkan pandangan Mirna pada
Marcel.
“ eh, aku, eh aku baru kenal tadi
di kantin. Waktu makan. “ jawab Mirna dengan lugu.
“Apah?! Lu makan sama Marcel di
kantin? Seriusan? Iihhhh…. beruntung banget sih lu. Ntar pulang bareng gue
ya.” Sahut Syerli dengan shocknya sembari meninggalkan Mirna yang
masih terheran-heran akan perlakuan dia yang mendadak baik.