Introduce my self. MIRNA
Mirna. Gadis cupu,
pintar, gendut nan imut yang memiliki rambut indah memutuskan untuk menyimpan
keindahan mahkotanya. Jadilah ia dikenal oleh teman-temannya Mirna yang cupu
dan gendut. Seminggu ini Mirna merasa ada yang berbeda dari hidupnya yang lalulalu.
Teman yang ramah, baik hati, suka membantu, dan tidak ada pandang memandang
sebelah mata telah hilang baginya. Tidak ditemukannya disini, di sekolah
barunya. Iya, Mirna anak baru di SMA favorit di Jakarta. Sekolah yang terkenal
akan kepandaian pelajarnya, fashionnya, akan ketajiran orang tuanya, dan
pergaulan yang tidak cupu tentunya. Sepertinya tempat itu sangatlah tidak layak
bagi Mirna.
Bukan. Bukan Mirna
yang menginginkan berada di sekolah barunya, tapi keadaanlah yang memaksanya.
Alasan klasik memang. Iya, ayahnya ditugaskan di Jakarta, dan kantor serta
rumah baru keluarga Mirna berada dekat dengan sekolah itu.
Hari-hari Mirna di
kota barunya sangatlah membosankan. Sekolah, mengerjakan pe er, membantu orang
tua, membaca. Iya, Mirna merasa kesepian. Bagaimana tidak ayah selalu sibuk
bekerja, ibu membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kue. Memang Mirna
anak sematawayang tapi ibu Mirna masih memiliki adik yang harus kuliah di
kampung. Sangat tidak etis laah meminta terus pada suami. Apalagi gaji ayah
Mirna tidaklah banyak.
Mirna sangat ingin
kembalai ke masa dimana iya berbahagia di kampung. Ada banyak teman disana, ada
kakek, nenek, tante, sepupu, keponakan. Mungkin karena belum beradaptasi
pikirnya dan kaget akan perbedaan hidup di desa dan kota. So, Mirna selalu
merindukan desa.
Aku
akan lebih beradaptasi dengan teman-teman dan lingkungan baruku. Batinnya
sembari menyeruput teh hangat di halaman rumah dan membuyarkan lamunannya akan
kerinduan kampung halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar